GIARDIA LAMBLIA
Penggolongan Giardia lamblia
| |
Domain
|
Eukaryota
|
Philum
|
Metamonada
|
Ordo
|
Diplomonadida
|
Famili
|
Hexamitidae
|
Genus
|
Giardia
|
Species
|
G. lamblia
|
Giardia
lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran
pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek
tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia
adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang
saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula
menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.
Epidemiologi
Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis.
Penyakit ini terdapat di negara berkembang yang beriklim panas.
Giardiasis lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding dewasa. Hampir
100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2 tahun pertama
kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam
interval yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia
sebagai flora normal pada individu yang tinggal di negara berkembang.
Morfologi
Giardia lamblia mempunyai 2 bentuk yaitu tropozoit dan kista..
Gambar 1. Bentuk dan bagian-bagian Giardia lamblia
Tropozoit
Giardia lamblia berbentuk bilateral simetris seperti buah jambu monyet,
bagian anterior tampak membulat dan bagian posterior meruncing. Ukuran
panjangnya 10-20 mikron dengan diameter 7-10 mikron. Di bagian anterior
terdapat sepasang inti berbentuk oval. Di bagian ventral anterior
terdapat dua batang batil isap (parabasal) berbentuk seperti cakram
cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel epithel usus.
Tropozoit mempunyai 8 flagel, sehingga bersifat motil. Giardia lamblia
tidak mempunyai mitokondria, peroxisome, hydrogenisomes, atau organel
subseluler lain untuk metabolisme energi.
Gambar 2. Tropozoit Giardia lamblia
Kista
Giardia lamblia berbentuk oval berukuran 8-12 mikron dan mempunyai
dinding yang tipis dan kuat dengan sitoplasma berbutir halus. Kista
yang baru terbentuk mempunyai dua inti sedangkan kista matang mempunyai
empat inti dan terletak di satu kutub.
Gambar 3. Kista Giardia lamblia
Manifestasi dan gejala infeksi / patologi
Melekatnya
Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan
gejala / asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa
(carier).
Parasit
Giardia lamblia ini menambatkan dirinya ke epithelium usus halus hospes
melalui cakram berperekat di perutnya dan berreproduksi melalui
pembelahan biner. Protozoa tidak merusak sel hospes, tetapi memakan /
menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan hidup secara
anaerob (tidak memerlukan oksigen). Karena penyerapan nutrisi oleh
protozoa ini, maka terjadi penghambatan absorpsi lemak dan unsur
nutrisi lain oleh tubuh hospes (villous atrophia), sehingga dapat
menyebabkan penurunan berat badan penderita serta menyebabkan radang
usus.
Tetapi
ada beberapa kasus orang yang peka terhadap infeksi ini dimana sekresi
mukosa menjadi berlebihan sehingga menyebabkan diare, dehidrasi, sakit
perut dan penurunan berat badan. Feses terlihat berlemak tetapi tidak
ditemukan darah.
Giardiasis
biasanya tidak tersebar melalui darah dan tidak menyebar ke bagian
sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Tetapi
dalam kondisi tertentu tropozoit dapat menginvasi jaringan seperti
kandung empedu dan saluran kemih. Jika empedu terserang protozoa dapat
menyebabkan jaundice(penyakit kuning/ekterus) dan sakit perut/colic.
Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat mengganggu.
Gejala giardiasis
Gejala
klinik pada anak serupa dengan pada orang dewasa. Konsekwensi yang
paling sering dilaporkan dan berpotensi menjadi serius adalah
insufisiensi nutrisi pada bayi dan anak. Insufisiensi nutrisi dapat
memiliki efek buruk pada pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.
Gejala giardiasis diantaranya ;
- · Diare
- · Rasa tidak nyaman di perut
- · Buang gas yang berlebihan (berbau busuk)
- · Bersendawa dengan bau seperti belerang yang menyebabkan seseorang ingin muak dan muntah
- · Steatorrhoea (feses berwarna pucat,berbau busuk dan licin)
- · Nyeri pada daerah epigastic(antara dada dan perut)
- · Perut sering kembung
- · Mual
- · Kurang nafsu makan
- · Mungkin (jarang) muntah-muntah yang banyak
- · Kehilangan berat badan
- · Pus, lendir dan darah yang tidak biasa pada feses
Di
dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi secara
alami. Sedangkan pada pasien yang immunocompromised (kekurangan
kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami
giardiasis berulang umumnya memiliki kekurangan IgA, dan dapat
berkembang menjadi penyakit kronis. Kekurangan lactase juga dapat
mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini biasanya tidak
berlangsung lebih dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan terjadi
kemudian.
Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai
penyakit kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang
disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.
Penularan dan siklus hidup Gairdia lamblia
Giardiasis
menular melalui oral yaitu dengan proses menelan air minum, makanan
atau oleh rute faecal-oral ( bisa melalui tangan yang terkontaminasi
maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus). Kista
Giardia dapat bertahan di air hangat selama beberapa minggu sampai
beberapa bulan. Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air sumur,
sumber air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang
terlihat bersih dan jernih di gunung/pegunungan.
Giardia
lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu bagian doudenum, jejenum
dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan kandung
empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus.
Protozoa dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.
Infeksi
dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi
setelah kista secara terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati
lambung dan usus halus. Ekskistasi merupakan aktivasi kista berinti
empat untuk mengeluarkan parasit motil yang kemudian membelah menjadi
dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di permukaan sel
epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada sel
epitel, organisma tsb akan berkembang dengan cara belah pasang
longitudinal.
Sebagian
tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang
dapat menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti, tetapi
secara invitro enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan terhadap empedu
dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit tersebut akan keluar
bersama feses.
Kista
resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan
pendidihan air serta tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan.
Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan dan pengeringan.
Pada
seorang yang menderita berat, dapat ditemukan 14 milyard parasit dalam
fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta
kista.
Dalam
usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam
bentuk tropozoit, tetapi setelah masuk ke dalam colon parasit akan
berubah jadi kista. Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma
mengental dan dinding menebal, kemudian kista keluar melalui feses.
Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua neukloi, setelah satu jam
kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka kista
tersebut langsung masuk ke doudenum, flagella tumbuk dan terbentuk
tropozoit kembali.
Gambar 4. Siklus hidup Giardia lamblia
Diagnosa dan pengobatan
Diagnosa
definitif terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan
mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan
cairan doudenum atau bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit
hanya dapat ditemukan dalam tinja segar. Dalam sediaan basah dengan
larutan iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan trikrom,
morfologi giardia lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa
lainnya
Infeksi
Giardia lamblia sering tidak dapat didiagnosa(misdiagnosed). Diagnosa
yang akurat memerlukan test antigen atau jika tidak tersedia dapat
dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa test pada feses
diperlukan kista dan tropozoit kadang tidak konsisten terlihat pada
feses. Mengingat pengujian sulit untuk menemukan infeksi termasuk
banyak negatif palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti
empiris yaitu melakukan berdasarkan gejala.
Pencegahan
· Penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikromiter pada air permukaan tanah yang daerah terbuka
· Menggunakan Yodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi
· Parameter air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas suatu perwatan terhadap infeksi
Pengobatan
Pengobatan
infeksi pada manusia secara konvensiaonal yaitu melalui metronidazole,
tinidazole, atau nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini
merupakan obat terapi lini depan, namun bisa menyebabkan
mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus
putih sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling
umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada
akar anggur oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman
lainnya). Berberine telah memiliki efek entimicrobial dan antipyretic,
Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil karena dapat
merangsang rahim untuk berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine
dapat menyebabkan bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah),
Pengobatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar